Minggu, 29 November 2009

Manfaat Koperasi

Manfaat koprasi menurut Rapke (1985) mengenalkan triminologi “Cooperatives Effects” (Epek koprasi) adalah yang di timbulkan oleh kegiatan perusahaan koprasi terhadap kondisi perekonomian Rumah Tangga
Efek(dampak) koperasi dapat dilihat dari berbagai sudut pandang , sehingga memunculkan istilah – istilah sbb:
1. Negatif – Positip
2. Kualitataif – Kuantitatip
3. Terukur – Tidak terukur
4. Langsung –Tidak langsung
5. Jangka Pendek – Jangka Panjang
6. Insidenal – Kontinyu
7. Material – Non Material
8. Ekonomi – Non Ekonomi

Dampak – dampak tersebut biasanya dihubingkan dengan memanpaatkan koprasi sebagai pengukur tingat kelayakan kopeerasi.
Karena koperasi merupakan bentuk perusahaan, maka manfaat koperasi lebih bernuansa”MAnfaat Ekonomi” meskipun diakui pada saat yang sama dapat memunculkan manfaat – manfaat non ekonomi. Diantara berbagai manfaat ekonomi koprasi yang paling umum di jumpai adalah “Manfaat Ekonomi”.
Sehingga pasar terbagi kedalam pasar barang / jasa, pasar uang / modal, manfaat harga tenaga kerja, maka manfaat harga koperasi dapat dibagi menjadi :
1. manfaat harga barang/jasa
2. manfaat harga uang/modal
3. manfaat harga tenaga kerja






o Manfaat harga koperasi dihasilkan melalui peningkatan efisiensi karena terbentuknya “join actions” (bukan join capital) dalam koperasi.
o “Join actions” (usaha bersama) adalah menyatukan kegiatan ekonomi sekala kecil menjadi kegiatan bersekala besar sehingga diperoleh manfaat “economies of scale”. Economic of scale adalah menurunkan biaya persatuan barang karena sekala diperbesar melalui join action di dalam koperasi.
o Sumber terjadinya economic of scale adalah karena kegiatan sekala besar menghasilkan :
1. Real economies
Yaitu di dalam penggunaan material secara fisik.
2. Pecunary economies
Yaitu efisiensi di dalam pengeluaran uang (disebut juga monetary economies)

MANFAAT HARGA KOPERASI
o Manfaat harga koperasi dalam bentuk :
1. Manfaat harga beli
2. Manfaat harga jual
o Pengertian harga adalah :
1. Harga barang/jasa
2. Harga uang/modal (bunga)
3. Harga tenaga kerja (upah/gaji)
o Manfaat harga dihitung dari selisih antara harga di koperasi terhadap harga di pasar luar koperasi, sehingga nilai manfaat harganya adalah psitif.
o Join action di dalam koperasi adalah untuk manajer “manfaat harga bernilai positif”





Maka timbulah implementasi antara lain :
1. Koperasi pembelian adalah anggota mendapat harga pembelian yg lebih murah.
2. Koperasi penjualan adalah anggota mendapat harga jual yg lebih tinggi
3. Koperasi kredit adalah anggota membayar bunga kredit lebih rendah.
4. Koperasi peoduksi adalah anggota mendapat upah/gaji dan defident lebih tinggi.
o Koperasi mampu memberikan manfaat harga keada anggota :
1. Sebagai wujud dari join action,maka koperasi bekerja pada sekala operasi yang ekonomis dan memberikan efisiensi biaya kepada anggotanya.
2. Join action juga memperkuat posisi tawar di pasar
3. Koperasi bekerja dengan perinsif “operational at costs” bekerja pada tingkat biaya.

Sabtu, 28 November 2009

MANFAAT KOPRASI

Manfaat koprasi menurut Rapke (1985) mengenalkan triminologi “Cooperatives Effects” (Epek koprasi) adalah yang di timbulkan oleh kegiatan perusahaan koprasi terhadap kondisi perekonomian Rumah Tangga
Efek(dampak) koperasi dapat dilihat dari berbagai sudut pandang , sehingga memunculkan istilah – istilah sbb:
1. Negatif – Positip
2. Kualitataif – Kuantitatip
3. Terukur – Tidak terukur
4. Langsung –Tidak langsung
5. Jangka Pendek – Jangka Panjang
6. Insidenal – Kontinyu
7. Material – Non Material
8. Ekonomi – Non Ekonomi

Dampak – dampak tersebut biasanya dihubingkan dengan memanpaatkan koprasi sebagai pengukur tingat kelayakan kopeerasi.
Karena koperasi merupakan bentuk perusahaan, maka manfaat koperasi lebih bernuansa”MAnfaat Ekonomi” meskipun diakui pada saat yang sama dapat memunculkan manfaat – manfaat non ekonomi. Diantara berbagai manfaat ekonomi koprasi yang paling umum di jumpai adalah “Manfaat Ekonomi”.
Sehingga pasar terbagi kedalam pasar barang / jasa, pasar uang / modal, manfaat harga tenaga kerja, maka manfaat harga koperasi dapat dibagi menjadi :
1. manfaat harga barang/jasa
2. manfaat harga uang/modal
3. manfaat harga tenaga kerja






o Manfaat harga koperasi dihasilkan melalui peningkatan efisiensi karena terbentuknya “join actions” (bukan join capital) dalam koperasi.
o “Join actions” (usaha bersama) adalah menyatukan kegiatan ekonomi sekala kecil menjadi kegiatan bersekala besar sehingga diperoleh manfaat “economies of scale”. Economic of scale adalah menurunkan biaya persatuan barang karena sekala diperbesar melalui join action di dalam koperasi.
o Sumber terjadinya economic of scale adalah karena kegiatan sekala besar menghasilkan :
1. Real economies
Yaitu di dalam penggunaan material secara fisik.
2. Pecunary economies
Yaitu efisiensi di dalam pengeluaran uang (disebut juga monetary economies)

MANFAAT HARGA KOPERASI
o Manfaat harga koperasi dalam bentuk :
1. Manfaat harga beli
2. Manfaat harga jual
o Pengertian harga adalah :
1. Harga barang/jasa
2. Harga uang/modal (bunga)
3. Harga tenaga kerja (upah/gaji)
o Manfaat harga dihitung dari selisih antara harga di koperasi terhadap harga di pasar luar koperasi, sehingga nilai manfaat harganya adalah psitif.
o Join action di dalam koperasi adalah untuk manajer “manfaat harga bernilai positif”





Maka timbulah implementasi antara lain :
1. Koperasi pembelian adalah anggota mendapat harga pembelian yg lebih murah.
2. Koperasi penjualan adalah anggota mendapat harga jual yg lebih tinggi
3. Koperasi kredit adalah anggota membayar bunga kredit lebih rendah.
4. Koperasi peoduksi adalah anggota mendapat upah/gaji dan defident lebih tinggi.
o Koperasi mampu memberikan manfaat harga keada anggota :
1. Sebagai wujud dari join action,maka koperasi bekerja pada sekala operasi yang ekonomis dan memberikan efisiensi biaya kepada anggotanya.
2. Join action juga memperkuat posisi tawar di pasar
3. Koperasi bekerja dengan perinsif “operational at costs” bekerja pada tingkat biaya.

Minggu, 22 November 2009

SKALA EKONOMI KOPERASI

a.Pendekatan Skala Ekonomi

Skala ekonomi koperasi adalah semakin menurunnya biaya persatuan produk (AC;Aqerade Cost)apabila jumlah produksi di perbesar pada suatu rentang kegiatan produksi tertentu menurunnya AC di sebabkan oleh baiya tetap (FC;Fixed Cost)di bebankan secara lebih menyebar terhadap jumlah produksi yang banyak. Apabila jumlah produksi diperbanyak terus,maka kapasitas batas maksimum,misalnya menyangkut luas ruangan,kapasitas mesin atau peralatan akan terlampaui sehingga perlu dilakukan penambahan implestasi untuk membangun kapasitas baru. Hal ini berarti FC akan naik sehingga peningkatan produksi akan meningkat AC dan karena itu secara teoritis kurva AC sering di gambarkan bentuk huruf U.

b. Fungsi Koperasi

1.Mengambil alih kegiatan ekonomi individu anggota untuk disatukan (dipusatkan)pada usaha koperasi.
2.Tugas koperasi adalah menyelenggarakan kegiatan ekonomi bersama agar setiap individu memperoleh peningkatan efisiensi dan setiap anggota menjadi mampu bersaing di pasar.
3.Koperasi bekerja :
• Menghasilkan dampak agar individu anggota menjadi efisien.
• Atas biaya yang ditanggung oleh anggota karena itu beroperasi pada tingkat biayanya saja (bukan atas target keuntungan).
• Atas program dan biaya yang disetujui oleh rapat anggota.
• Dan hasilnya harus dilaporkan dan dipertanggungjawabkan pada rapat anggota.
• Tidak boleh menyimpang dari tujuan untuk meningkatkan perbaikan ekonomi anggota.
• Mewakili anggota didalam menghadapi pasar yang bersaing.
• Terkait langsung dengan kepentingan atau kegiatan ekonomi anggota.








c. Dampak Skala Ekonomi Koperasi

menurut Hahn (Dracchieh;1994)manfaat harga koperasi,menyatakan bahwa skala ekonomi berdampak pada :
1. Pengembangan tata kerja.
2. Pengurangan resiko operasional.
Semua dampak tersebut harus langsung diterima oleh individu anggota ketika anggota memanfaatkan layanan-layanan koperasi.

d. Dampak skala ekonomi pada pengembangan tata kerja :

1.Meningkatkan tata kerja atau manajemen yang sudah ada agar menjadi lebih efektif:
a.melakukian riset dengan biaya di tanggung bersama dan menetapkan sidang-sidang kerja yang dapat dikonfirmasikan atau digantungkan antara anggota sehingga mengurangi beban kerja dan biaya pada masing-masing anggota.
b.Melakukan pembelian upaya bersama,bisa menggarap pesanan secara kolektip,alat transportasi bersama,stok barang bersama,pemanfaatan gudang yang masih kosong.
c.Saling memanfaatkan kapasitas produksi yang belum di gunakan di antara anggota.
d.Upaya pemasaran bersama,misalnya agen penjualan bersama,pusat layanan purna jual bersama pelatihan selesmen shif.
e.Membentuk cadangan likuiditas bersama dan dana pinjaman murah.
f.Menyusun standarisasi atau keseragaman administrasi,sistem informasi dan akuntansi untuk menekan biaya pengembangannya.

Selain itu peningkatan tata kerja dapat ditempuh pula melalui upaya bersama dalam pendayagunaan sumber-sumber atau model-model kerja baru :

a.Penggunaan tenaga ahli secara bersama,peralatan bersama,dst.
b.Import bersama,fasilitas gudang,pelabuhan bersama.
c.Produksi bersama untuk barang-barang dengan spesifikasi yang sama
d.Pameran produk bersama,pelayanan informasi bersama,adfertensi bersama (iklan).
e.Menyelenggarakan lembaga keuangan bersama.
f.Membuka pusat informasi bersama dan saling tukar informasi.

2.Dampak skala ekonomi pada pengurangan resiko internasional:
1.Berdasarkan hasil kajian bersama,maka tanggungan resiko dapat diperkecil,melalui perbedaan kontrak asuransi,peraturan perubahan,tanggungan resiko kolektif.
2.Dalam pengadaan atau pembelian barang,resiko dapat diperkecil melalui perbaikan kontrak pembelian, pengangkutan, jaminan, kualitas pembagian resiko bersama dalam transfort dan gudang bersama.
3.Dalam proses produksi resiko diperkecil melalui kerja sama kontrol,standar hasil, perbaikan dalam, pengembangan proses, minimalisasi resiko kecelakaan.
4.Dalam pemasaran,resiko dihadapi bersama terhadap praktek-praktek monopoli, monopolis dan menghilangkan klaim resiko diantara anggota.
5.Dalam bidang keuangan resiko diperkeci lmelalui pertukaran informasi tentang pelanggan,angsuran kredit bersama,keringanan syarat-syarat kredit.
6.Dalam segi administrasi, resiko diperkecil melalui perbaikan peraturan asuransi,sentralisasi dokumentasi dan informasi,penghapusan resiko antar anggota.

Jumat, 13 November 2009

Fungsi Produksi Didalam Koperasi

Fungsi produksi menggambarkan hubungan teknis di antara input dan output, yaitu mengikuti hubungan proposional dalam transpormasi dari input menjadi output (Koutsoyiannis ;1975 : 67-104). Suatu produk dapat dihasilkan melalui berbagai metode produksi. Metode produksi menggambarkan kombinasi diantara input input yang dibutuhkan untuk menghasilkan unit output tertentu. Karena fungsi produksi dapat di gunakan untuk menjelaskan hubungan antara manfaat harga koperasi sebagai output dari koperasi dengan manajemen, modal, partisipasi anggota dan lain-lain sebagai input-input bagi koperasi.
Sehingga teori produksi mengkonsentrasikan perhatiannya kepada metode yang paling efisien dengan pertimbangan bahwa metode yang tidak efisien menjadi tidak rasional bila diterapkan didalam praktek. Pengertian efisiensi ekonomis lebih didasarkan kepada faktor harga. Suatu kegiatan produksi yang secara teknis di anggap efisien, belum tentu di anggap efisien di dalam pengertian ekonokis. Suatu kegiatan produksi di anggap ekonomis apabila kombinasi jumlah input-input yang diperlukan dapat menghasilkan juklah output yang maksimum, sehingga biaya produksi per satuan output adalah minimum.
Adapun hubungan substitusional di antara input-input produksi yang diperlukan adalah sbb :
1.Linear isoquant menjelaskan hubungan substitusi sempurna di antara input produksi sehingga salah satu input dapat menggantikan input yang lain secara penuh.
2.Input output isoquent menjelaskan hubungan komplementer di antara input produksi sehingga hanya terdapat satu kombinasi input saja untuk menghasilkan sejumlah output tertentu. Tipe isoquent ini disebut juga sebagi isoquant Leontief.
3.Kinked isoquant menjelaskan hubungan substitusi yang terbatas di antara input produksi.
4.Smoot, convek isoquant menjelaskan tentang hubungan substitusi di antara berbagai input yang tidak terbats selama masih terdapat di dalam ruang isoquant.
Maka elastisitas produksi adalah presentase perubahan di dalam jumlah output sebagai akibat adanya perubahan di dalam persentase tertentu dari satu input, sedangkan input yang lain tetap (MeGuigan dan Moyer ; 1989 : 417 ). Elastisitas produksi yang dimaksud ditujukan olehpersamaan antara rasio dari produk marjinal terhadap produk rata-rata, yaitu ( misalnya untuk faktor tenaga kerja L ).

Jumat, 06 November 2009

Sejarah Koperasi, Merefleksikan Kembali Ekonomi Kerakyatan

S2 Juli pekan kemarin koperasi Indonesia tepat berulang tahun yang ke 61. Jumlah tersebut tentu tidak bisa dibilang muda, jika di ukur dengan usia manusia. Dengan usia itu pula koperasi mestinya sudah banyak melakukan kegiatan yang mendorong ekonomi kerakyatan di satu sisi dan perekonomian nasional secara lebih luas pada sisi lain.

Sayang, kini, kiprah koperasi nyaris tertelan soko perekonomian lain. Koperasi kian tergeser dari percaturan ekonomi nasional. Tidak sedikit koperasi-koperasi di pedesaan, yang sempat menjadi andalan, kini tinggal puing bangunan tak terawat, tak ada lagi aktivitas perkoperasian. Namun, koperasi tak sepenuhnya mati.

Kesimpulan di atas kembali muncul setelah membaca buku M. Iskandar Soesilo yang diterbitkan atas kerja sama Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) dan RMBooks, berjudul Dinamika Gerakan Koperasi Indonesia Corak Perjuangan Ekonomi Rakyat dalam Menggapai Sejahtera Bersama. Kehadiran buku ini sendiri terasa begitu spesial karena diterbitkan persis pada tanggal 12 Juli, saat kebanyakan orang kembali merefleksikan, mungkin juga mempertanyakan ulang, kiprah koperasi di Indonesia.

Buku tersebut banyak mengurai sejarah koperasi, baik dalam skala global maupun nasional. Darinya kita tahu bahwa paruh kedua abad ke-18 sampai permulaan abad ke-19 adalah masa-masa awal perintisan gerakan koperasi di dunia. Bola salju gerakan koperasi bermula dari Inggris. Rochdale adalah kota yang menjadi sentral dari gerakan ini. Pengilhamnya adalah Robert Owen (1771-1858) dan William King (1786-1885). Dari sini, bola salju gerkan koperasi terus bergulir ke Scotlandia, Perancis, Jerman, Belanda, Denmark, hingga ke Italia, Rusia, dan hampir seluruh Eropa.

Namun demikian, abad itu juga dikenal memunculkan Revolusi Industri. Penanda kemajuan industri dan munculnya sebuah ideologi yang kemudian begitu menguasai sistem perekonomian dunia. Kita mengenalnya dengan nama kapitalisme. Ideologi ini, pada perjalanan sejarahnya, kemudian mendapatkan lawan sepadan dengan hadirnya sosialisme. Koperasi hadir di antara dua kekuatan besar ekonomi itu. Adi Sasono, Ketua Umum Dekopin, dalam kata sambutan buku ini, menyebutnya sebagai "jalan ketiga."

Indonesia sendiri sudah mengimplementasikan ide koperasi selang 51 tahun dari koperasi pertama di Rochdale. Raden Bei Aria Wiraatmadja memulai ide tersebut dari Banyumas. Pendirian Hulp en Spaarbank olehnya kemudian menuai dukungan dari para birokrat kolonial Belanda. Bahkan menjadi kebijakan integral pemerintah kolonial untuk bidang ekonomi di bumi Nusantara

Meski begitu, baru pada 1947 di Tasikmalaya-lah kongres pertama koperasi Indonesia terselenggara. Tahun itu juga yang hingga kini dianggap sebagai titik awal perjalanan koperasi Indonesia. Berlandaskan semangat kebersamaan dan gotong royong, dibungkus nilai-nilai luhur menolong diri sendiri, tanggung jawab, demokratis, persamaan, keadilan kesetiakawanan, kejujuran, tanggung jawab sosial dan kepedulian terhadap orang lain, gerakan koperasi menjadi alternatif yang sangat menjanjikan dalam rangka menopang perekonomian nasional yang berbasis pada ekonomi kerakyatan.

Sayang sejarah perkoperasian Indonesia kerap tidak memperlihatkan pembelaan terhadap ekonomi kerakyatan. Koperasi sering kali diabaikan dan cenderung dibiarkan "bertempur" dengan kekuatan-kekuatan yang sama sekali tidak imbang.

Meski ia juga sempat mendapat pembelaan dan diperhatikan dengan proporsional oleh pemerintah. Namun, kembali koperasi juga sempat berada pada posisi dijadikan alat politik oleh kekuatan tertentu di pemenntahan. Ia menjadi gerakan yang jauh lebih menguntungkan penguasa, ketimbang kesejahteraan rakyat sebagai tujuan asali-nya.