Jumat, 13 Mei 2011

RESENSI

Nama : Sigit Nugraha
Kelas : 3EA13
Npm : 11208163
Tugas : B. Indonesia

RESENSI

Resensi berasal dari bahasa latin 'recensere' artinya melihat kembali, menimbang, atau menilai. Punya maksud atau makna sejajar dengan review dalam bahasa Inggris (Slamet Soewandi, 1977). Sedangkan menurut buku "Kamus Istilah Sastra" yang ditulis oleh Panuti Sudjiman (1984) dijelaskan bahwa resensi berarti hasil pembahasan dan penilaian
yang pendek tentang suatu karya tulis. Jadi, arti resensi mengacu kepada mengulas sebuah buku. Konteks ini memberi arti penilaian, mengungkap secara sekilas, membahas, atau mengkritik buku.

PENGERTIAN RESENSI
Adalah tulisan / karangan / ulasan mengenai nilai sebuah buku / hasil karya seseorang.
Resensi diartikan juga sebagai tinjauan buku / bedah buku / timbangan buku / penilaian buku.
Resensi merupakan tulisan yang menyajikan sejumlah informasi tentang sebuah buku.
Resensi berasal dari bahasa latin ‘recensere’ artinya melihat kembali, menimbang, atau menilai. Punya maksud atau makna sejajar dengan review dalam bahasa Inggris (Slamet Soewandi, 1977). Sedangkan menurut buku “Kamus Istilah Sastra” yang ditulis oleh Panuti Sudjiman (1984) dijelaskan bahwa resensi berarti hasil pembahasan dan penilaian
yang pendek tentang suatu karya tulis. Jadi, arti resensi mengacu kepada mengulas sebuah buku. Konteks ini memberi arti penilaian, mengungkap secara sekilas, membahas, atau mengkritik buku ada tiga jenis resensi buku, di antaranya yaitu :
• Resensi informative, Resensi informatif hanya berisi informasi tentang hal-hal penting dari suatu buku. Pada umumnya, isi resensi informatif hanya ringkasan dan paparan mengenai apa isi buku atau hal-hal yang bersangkutan dengan suatu buku.
• resensi evaluative, Resensi evaluatif lebih banyak menyajikan penilaian peresensi tentang isi buku atau hal-hal yang berkaitan dengan buku. Informasi tentang isi buku hanya disajikan sekilas saja, bahkan kadang-kadang hanya dijadikan ilustrasi.
• resensi informatif-evaluatif, resensi informatif-evaluati f merupakan perpaduan dua jenis resensi tersebut. Resensi jenis ini di samping menyajikan semacam ringkasan buku atau hal-hal penting yang ada di buku juga menyajikan penilaian peresensi tentang isi buku.cakrawala literasi

1. Melakukan penjajakan atau pengenalan buku yang diresensi, meliputi:
• Tema buku yang diresensi, serta deskripsi buku.
• Siapa penerbit yang menerbitkan buku itu, kapan dan di mana diterbitkan, tebal (jumlah bab dan halaman), format hingga harga.
• Siapa pengarangnya: nama, latar belakang pendidikan, reputasi dan presentasi buku atau karya apa saja yang ditulis sampai alasan mengapa ia menulis buku itu.
• Penggolongan / bidang kajian buku itu: ekonomi, teknik, politik, pendidikan, psikologi, sosiologi, filsafat, bahasa, sastra, atau lainnya.
2. Membaca buku yang akan diresensi secara menyeluruh, cermat, dan teliti. Peta permasalahan dalam buku itu perlu dipahami dengan tepat dan akurat.
3. Menandai bagian-bagian buku yang memerlukan perhatian khusus dan menentukan bagian-bagian yang akan dikutip sebagai data acuan.
4. Membuat sinopsis atau intisari dari buku yang akan diresensi.

"Dasar-Dasar Meresensi Buku" bahwa tujuan meresensi -selain identitas buku- adalah sebagai berikut:
1. Melakukan penjajakan atau pengenalan buku yang diresensi, meliputi:
• Tema buku yang diresensi, serta deskripsi buku.
• Siapa penerbit yang menerbitkan buku itu, kapan dan di mana diterbitkan, tebal (jumlah bab dan halaman), format hingga harga.
• Siapa pengarangnya: nama, latar belakang pendidikan, reputasi dan presentasi buku atau karya apa saja yang ditulis sampai alasan mengapa ia menulis buku itu.
• Penggolongan / bidang kajian buku itu: ekonomi, teknik, politik, pendidikan, psikologi, sosiologi, filsafat, bahasa, sastra, atau lainnya.
2. Membaca buku yang akan diresensi secara menyeluruh, cermat, dan teliti. Peta permasalahan dalam buku itu perlu dipahami dengan tepat dan akurat.
3. Menandai bagian-bagian buku yang memerlukan perhatian khusus dan menentukan bagian-bagian yang akan dikutip sebagai data acuan.
4. Membuat sinopsis atau intisari dari buku yang akan diresensi.

Sistematika atau bagian-bagian resensi dikenal juga dengan istilah unsure resensi. Unsure yang membangun sebuah resensi menurut samad (1997; 7-8) adalah sebagai berikut :
• judul resensi : harus menggambarkan isi resensi, penulisan judul resensi harus jelas, singkat dan tidak menimbulkan kesalahan penafsiran, judul resensi juga harus menarik.
• Data buku : terdiri dari judul buku, pengarang ( editor, penyunting, penterjemah,atau kata pengantar)penerbit, tahun penerbit, tebal buku, dan harga buku.
• Pendahuluan : memaparkan tentang pengarang buku, seperti namanya atau prestasinya. Ada juga resensi novel yang pada bagian pendahuluan ini memperkenalkan secara garis besar apa isi novel tersebut.
• Tubuh resensi : dikemukakan pokok isi novelsecara ringkas. Tujuan penulisan synopsis pada bagian ini adalah untuk member gambaran secara global tentang apa yang ingin di sampaikan dalam tubuh resensi.
• Penutup : bagian akhir resensi biasanya di akhiri dengan sasaran yang di tuju oleh buku itu. Kemudian diberikan penjelasan juga apakah buku itu memang cocok dibaca oleh sasaran yang ingin dituju oleh pengarang atau tidak. Berikan pula alsan-alasan yang logis


CONTOH RESENSI :
Judul : Mencari Belahan Jiwa

Penulis : Ifa Avianti

Penerbit : Gema Insani

Cetakan : November 2006 ( cetakan pertama )

Tebal : 202 halaman

Menulis beberapa cerpen yang dimuat di antologi bersama teman-teman penulis Forum Lingkar Pena, yaitu “Sembilan Mata Hati” (Pustaka Annida, Jakarta, 1998), “Ketika Duka Tersenyum” (FBA Pess, Jakarta,2001), dan “Semua Atas Nama Cinta” (Ghalia, Jakarta, 2003), serta sebuah novel interaktif bersama berjudul “Kembara Kasih” (Pustaka Annida, Jakarta, 1999). Tiga tulisannya termuat dalam antologi kisah nyata para pejuang keadilan bersama Helvi Tiana Rosa, Izzatul Jannah, dkk yaitu “Bukan Di Negeri Dongeng” (Asy Syaamil, Bandung, 2003) dan masih banyak lagi karya-karya bersamanya.

Selain menjadi ibu dari putra kecil bernama Akna Mumtaz Ilmi, Ifa sedang menulis beberapa buah buku, diantaranya adalah “Barbagi Bening Cinta” (Kumpulan essay, Asy Syaamil, Bandung, 2204, kumcer dewasa “Langit Masih Biru” (Almawardi Prima, Jakarta, Juli 2005), berbagaii kumcer dewasa lainnya, juga kumcer remaja “Cinta Sudah Lewat” (Mizan, Bandung, 2005), serta berbagai kumpulan essay dan dua novel teenlit islami.
Sekarang Ifa tengah menunggu karya-karyanya lagi diterbitkan. Salah satu cita-cita Ifa adalah belajar menulis artikel ilmiah sejenis jurnal,l melanjutkan pendidikannya di bidang Creative Writing serta Materiall Science.

Saya akan mencoba memberikan sinopsis pada cerpen yang diberi judul “ Mencari Belahan Jiwa”. Cerpen ini menceritakan tentang seorang istri dari Satria, dan seorang ibu dari tiga orang anak yaitu Aziz, Naura dan Sofwan yang mempunyai kelainan bawaan yaitu autis, istri shalehah itu bernama Vedha.

Berawal dari teman semasa kecil Vedha yang biasa dipanggil Ve menjadi istri Satria. Ve bersahabat dengan adik Satria, yang bernama Uci. Usia Ve satu tahun lebih muda dari Satria dan seumur dengan Uci. Saat mereka masih kecil mereka selalu bersama, Satria adalah pelindung bagi Ve dan Uci. Namun, kebersamaan itu hanya sampai SMU, setelah Satria masuk Rohis dan dia menjadi Ikhwan. Namun Ve dan Uci tak kehilangan teman mereka mendapatkan 10 orang sahabat sekaligus yang sangat mererti mereka satu sama lain. Diantara para sahabat-sahabatnya itu, hanya Ve yang belum mengenakan jilbab. Ve masih ingin menjadi anggota OSIS, Cherleder, KIR dan lain sebagainya.

Di sekolah mereka, mengenakan jilbab adalah melanggar peraturan. Namun suatu hari, Ve berbicara pada teman-temannya bahwa ia akan mengenakan jilbab. Dan setelah Ve mengenakan jilbab banyak sekali masalah yang ditimbulkan karenanya. Untuk itu, Ve kabur bersama Uci dan Satria. Satria menjadi orang yang dingin dan cool. Setelah masalah selesai Ve dan Uci kembali ke rumah masing-masing dan meneruskan hidup mereka, dan tak lama setelahnya, Satria berbicara pada Ve bahwa ia dan Ve telah dijiodohkan sedari kecil oleh kedua orang tuanya.
Entah mengapa hati Satria sangat bimbang dan akhirnya tujuh tahun setelahnya barulah Satria menikahi Ve. Padahal dulu ada rasa cinta pada hati Satria untuk Ve, tetapi mengapa semua itu sedikit demi sedikit menghilang.

Keluarga kecil mereka sangatlah rukun, tetapi begitu sunyi.Ve adalah istri yang tegar dan mandiri, ia berusaha menjadi yang terbaik bagi keluarganya, namun itu bukan keinginan Satria.

Sampai suatu saat, Satria berkenalan dengan Bening di chat room. dan berlanjut. Satria tak pernah bertemu Bening, mendengar suaranya pun belum. Namun ada perasaan sejuk apabila Satria memulai percakapan dengan Bening. Ada perbedaan pada diri Bening dan Ve, Satria ingin menolk semua rasa ini, dan ia beranikan untuk bertemu dengan Bening… apa yang akan terjadi pada rumah tangga Ve dan Satria?? Siapakah sebenarnya Bening itu??

Sumber : . http://gencistra.blogspot.com
http://barnas.wordpress.com